Hari Pertama PTM Terbatas Berjalan dengan Baik
Jumat (3/9), untuk pertama kalinya sejak masa pandemi Covid-19 SMPN 2 Purwokerto melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas. PTM Terbatas ini diikuti oleh sebanyak 50% dari jumlah siswa pada masing-masing kelas. SMPN 2 Purwokerto melaksanakan PTM Terbatas bersama 23 sekolah lainnya di Kabupaten Banyumas. Pelaksanaan PTM Terbatas dilakukan seiring menurunnya level PPKM dari 4 ke 3. Dalam aturan PPKM Level 3, pembelajaran boleh dilakukan tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Pelaksanaan PTM Terbatas di SMPN 2 Purwokerto sudah dipersiapkan sangat baik yaitu dengan manambah segala fasilitas yang berkaitan dengan protokol kesehatan ketat. “Sekolah telah melakukan penyesuaian yang maksimal, sarana dan prasarana prokes tentunya sudah dilengkapi. Mengerahkan semua tenaga kerja yang ada, baik guru maupun staf TU. Kebersihan, keamanan, ketertiban yang merupakan bagian dari 7K dioptimalkan serta menerapkan 5M yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas supaya benar-benar bisa berdampingan dengan kondisi pandemi Covid-19,” ujar Kepala SMPN 2 Purwokerto, Bayu Heryanto, S.Pd.
Selanjutnya Ketua Satgas Covid-19 SMPN 2 Purwokerto, Saliman, S.Pd. mengatakan prokes yang diterapkan memang sudah sangat optimal dengan keberadaan berbagai perlengkapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Upaya pencegahan terus dilakukan oleh pihak SMPN 2 Purwokerto dengan cara melakukan pengecekan suhu tubuh siswa saat datang dan pulang sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk memantau suhu tubuh siswa, jika suhu tubuh mencapai 38°C maka siswa tersebut disuruh pulang.
“Siswa yang sampai sekolah dalam keadaan sakit maka ia dipulangkan supaya dapat istirahat di rumah. Selain itu, siswa yang dari luar kota tidak dianjurkan untuk mengikuti PTM Terbatas. Jika ada siswa yang terindikasi Covid-19, pihak sekolah akan berkomunikasi dengan orang tua siswa dan kemudian ditindak lanjuti oleh orang tua itu sendiri,” ujar Saliman, S.Pd.
Lebih lanjut, Waka Bidang Kesiswaan tersebut menyampaikan pada setiap pergantian kelompok belajar, ruangan kelas akan disemprot dengan disinfektan. Hal ini tentunya merupakan salah satu tindakan pencegahan yang dilakukan oleh sekolah supaya kelas yang akan digunakan oleh siswa yang berbeda pada keesokan harinya dalam keadaan bersih.
Pelaksanaan PTM Terbatas hari pertama beberapa siswa mengungkapkan senang karena dapat bertemu dengan teman-teman kelas dan guru setelah lebih dari satu tahun hanya bertatap muka melalui media daring. Namun, para siswa masih ada rasa canggung karena sudah lama tidak bertemu teman-temannya. “Perasaan saya senang sekaligus canggung. Senang karena bertemu teman, canggung karena banyak teman yang belum kenal, belum akrab,” ujar Dhini Neisya Safira (9F).
Beberapa siswa yang diwawancarai pada pelaksanaan PTM Terbatas hari pertama ini menyampaikan jika PTM membawa dampak baik karena penyampaian materi yang dianggap lebih jelas dan detail serta menyenangkan. “Saya senang dengan pembelajaran secara luring karena bisa melihat dengan jelas penyampaian guru secara langsung, saya lebih fokus dan lebih paham,” ungkap Adinda Tania (9E). Selanjutnya Bintoro Setiawan Wijaya (9D) mengatakan, “Saya lebih suka pembelajaran luring karena suasana kelas lebih menyenangkan, materi yang disampaikan guru lebih mudah dipahami, komunikasi siswa dan guru lebih berinteraksi.”
Dalam menghadapi PTM Terbatas para siswa menyiapkan berbagai perlengkapan antara lain: pemakaian masker ganda, membawa masker cadangan, membawa penyanitasi tangan, membawa handuk kecil untuk lap cuci tangan, serta bekal makan dan minuman. Selain itu, para siswa juga mematuhi imbauan untuk tidak menggunakan kendaraan umum. Semua siswa wajib menaati Protokol Kesehatan demi keselamatan bersama. (Red)
Share This News