SMPN 2 Purwokerto menguatkan karakter murid melalui kegiatan
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). P5 merupakan pembelajaran
kokurikuler yang dilaksanakan melalui aktivitas kolaborasi siswa. P5 merupakan hal baru di Kurikulum Merdeka. Meski tujuannya bisa jadi
sama dengan kurikulum 2013, tapi kegiatan P5 dilaksanakan terpisah dengan
pembelajaran.
Tahun ini SMPN 2 Purwokerto memasuki
tahun kedua pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Setelah berhasil melaksanakan P5
pada tahun pertama, tahun ini SMPN 2 Purwokerto jauh lebih siap dalam
pelaksanaan P5. Pelibatan berbagai mitra dalam pelaksanaan P5 menjadi salah
satu modal utama dalam menjalankan P5 di SMPN 2 Purwokerto. Mulai dari
pembentukan fasilitator, pembagian peran dan tanggungjawab, pelibatan semua
guru, melibatkan murid dalam perencanaan sampai dengan evaluasi, dan penyusunan
modul, serta kolaborasi dengan berbagai mitra di luar sekolah.
Waryanto, S.Pd.,
M.Pd. selaku Waka Bidang Kurikulm menyampaikan bahwa tahun ini ada tiga tema
yang diangkat pada masing-masing kelas. Kelas VII memilih tema Kearifan Lokal
dengan topik Batikku Identitasku, Gaya Hidup Berkelanjutan topik Ekoenzim,
Produk Inovasi Selamatkan Lingkungan, dan Kewirausahaan
topik Memasarkan Produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kemudian pada
kelas VIII tema yang dipilih yaitu Gaya Hidup Berkelanjutan topik Menuju Negeri
Hemat Energi, Kearifan Lokal topik Kampanye Virtual dan Aksi Nyata Pelestarian
Seni dan Budaya, dan Bineka Tunggal Ika topik Estetika Perbedaan.
Pada tema pertama kelas VII dan kelas
VIII masing-masing sudah diselesaikan. Tema Kearifan Lokal mengarahkan murid
untuk mengembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam dimensi P5 kebinekaan
global, gotong royong, dan kreatif. Eko Febri Prasetio, M.Pd. staff kurikulum
dan koordinator P5 kelas VII menyampaikan bahwa fokus P5 itu pada proses yang
dilakukan murid, bukan berorientasi pada produk yang dihasilkan. Eko
menambahkan bahwa kegiatan P5 kelas VII bekerja sama dengan pengrajin Batik
Pringmas Banyumas.
“Adanya kerjasama dengan pengrajin
Batik Pringmas Banyumas ini dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa
tentang ragam kearifan lokal yang dimiliki oleh Banyumas. Siswa juga menjadi
tahu bagaimana caranya melestarikan warisan budaya. Lebih lanjut lagi siswa
bisa belajar bagaimana caranya memasarkan suatu produk.” ucap Eko.
Tahapan pembelajaran yang dilakukan
oleh siswa selama mengikuti kegiatan P5 meliputi tahap pengenalan,
kontekstualisasi, aksi, refleksi, dan tindak lanjut. Modul P5 yang digunakan merupakan
modul sekolah pribadi yang dikembangkan oleh tim P5 yang terdiri dari guru dan
perwakilan siswa. Sedangkan proses pembelajaran dilakukan dengan tiga kegiatan:
kegiatan pembelajaran mandiri di kelas yang didampingi oleh fasilitator,
kegiatan pembelajaran klasikal yang diisi oleh narasumber dari pengrajin Batik
Pringmas Banyumas, serta pembelajaran berbasis praktik secara berkelompok dan
individu.
Untuk diketahui, pada kegiatan
pembelajaran berbasis praktik secara berkelompok anak-anak melakukan outing
class ke Galeri Batik Pringmas Banyumas pada Rabu, 6 September 2023.
Selanjutnya anak-anak melakukan praktik secara mandiri di sekolah dengan
dipandu dan didampingi oleh masing-masing fasilitator. Kegiatan P5 diakhiri
dengan refleksi dan tindak lanjut.
Share This News